JAKARTA/KUALA LUMPUR (REUTERS) – Ribuan peziarah Muslim dari seluruh Asia berkumpul di Indonesia pada Rabu (18 Maret), meskipun ada kekhawatiran bahwa pertemuan mereka dapat memicu penyebaran virus corona, hanya dua minggu setelah peristiwa serupa di Malaysia menyebabkan lebih dari 500 infeksi.
Penyelenggara dan pejabat regional mengatakan acara di negara terpadat keempat di dunia itu telah dimulai, meskipun kepala polisi daerah mengatakan dia melakukan upaya terakhir untuk membujuk penyelenggara untuk membatalkannya.
“Kami lebih takut pada Tuhan,” kata salah satu penyelenggara, Mustari Bahranuddin, kepada Reuters, ketika ditanya tentang risiko peserta menyebarkan virus pada acara di Gowa di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
“Karena semua orang manusia, kita takut penyakit, kematian,” katanya. “Tapi ada sesuatu yang lebih pada tubuh, yaitu jiwa kita.”
Penyelenggara telah menolak permintaan resmi dari pihak berwenang untuk menunda pertemuan itu, kata seorang pejabat daerah, Arifuddin Saeni.
Dia memperkirakan bahwa 8.695 orang telah berkumpul di Gowa, dekat kota provinsi Makassar, menambahkan bahwa jumlahnya akan membuat sulit untuk menghentikan proses.
“Mereka masih datang,” katanya. “Ada orang-orang dari Thailand, Arab, India dan Filipina.”
Acara Malaysia, yang diadakan dari 27 Februari hingga 1 Maret, menarik 16.000 pengikut.
Kedua pertemuan di Indonesia dan Malaysia diselenggarakan oleh anggota Jemaat Tabligh, sebuah gerakan global Muslim evangelis yang mempromosikan dakwah, yang dikenal sebagai dakwah.
RATUSAN TERINFEKSI DI MALAYSIA
Sekitar dua pertiga dari 790 infeksi Malaysia telah dilacak ke pertemuan di sebuah kompleks masjid di pinggiran Kuala Lumpur, ibukota.