JAKARTA (THE JAKARTA POST/ASIA NEWS NETWORK) – Presiden Joko Widodo akhirnya mulai menganggap serius penyakit virus corona dan meminta orang-orang untuk tinggal di rumah pada hari Minggu (15 Maret).
Meskipun ini bisa disebut kemajuan, seruannya jelas tidak akan memperbaiki ketidakmampuan pemerintah selama berbulan-bulan dalam semalam. Pidato terakhirnya pada hari Senin juga gagal menunjukkan kepemimpinan yang kuat di tengah krisis.
Alih-alih berfokus pada pedoman yang jelas mengenai jarak sosial yang dia tetapkan, dia menyiarkan cucian kotornya mengenai koordinasi yang buruk antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, khususnya dengan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, saingan politiknya.
Dia juga meluangkan waktu untuk mendukung beberapa start-up pada e-learning, sesuatu yang berada dalam yurisdiksi tim pemasaran perusahaan, bukan pejabat publik terkemuka di negara itu.
Tampaknya pertumbuhan ekonomi dan persaingan politik telah mengaburkan penilaian Jokowi dan menghalanginya untuk membuat keputusan berani: memerintahkan deteksi dini dan menyeluruh virus corona melalui sebanyak mungkin tes, memungkinkan komunikasi publik yang transparan dan penyebaran informasi yang jelas, mengambil kepemimpinan dan bekerja dengan para pemimpin regional, ilmuwan, dan sektor swasta (setidaknya dalam sebulan terakhir) dan mengakui bahwa pemerintah telah berjuang untuk menangani krisis dan harus mengambil tindakan drastis seperti penguncian sebagian kota yang terinfeksi.
Setiap kali, dia gagal membuat keputusan yang baik.
Hanya beberapa hari yang lalu, Jokowi mendukung komunikasi Kementerian Kesehatan yang buram dan sikap riang menterinya, seorang dokter militer yang kontroversial, Terawan Agus Putranto.
Jumat lalu, Presiden mengatakan komunikasi buram diperlukan untuk menghindari menciptakan kepanikan di antara orang-orang.
“Memang, kami tidak menyampaikan informasi tertentu kepada publik karena kami tidak ingin menimbulkan kepanikan,” kata Presiden, Jumat.
Jokowi juga telah mengizinkan Terawan, terlalu lama, untuk menangani semua tes usap di kementerian.
Dia telah mengabaikan Lembaga Eijkman, yang telah menawarkan layanannya, dan hanya melibatkan mereka pada hari Kamis.